Ada yang bilang bahwa lama anda
berpacaran tidak menentukan kualitas hubungan asmara yang anda jalin. Terkadang
momen jenuh dan membosankan akan hadir. Mereka mungkin akan mengatakan bahwa
itu adalah ujian untuk memperkuat hubungan anda. Ya, jika anda kuat, karena
jika tidak maka semua yg telah anda bangun akan tidak menghasilkan apapun.
Matt Pandamiglio (Mike BirBirbiglia), seorang pria yg punya gangguan tidur, sering bermimpi yang
aneh, sedang mengalami masa sulit bersama kekasihnya Abby (Lauren Ambrose), yang telah bersamanya selama 8 tahun, dimana
ia menginginkan menikah, namun Matt tampak belum siap. Atas saran saudara perempuannya yang baru
bertunangan meskipun baru berpacaran selama 2,5 tahun, Matt memutuskan untuk
mengambil waktu bebas, berpisah sementara dengan pacarnya.
Ya, sementara, dimana mereka
masih berpacaran, hanya kali ini tidak saling bertemu dan terpisah jarak yang
sangat jauh. Matt memutuskan mengejar mimpinya sebelum menjadi bartender, menjadi stand-up comedian. Matt tidak lucu, tapi atas saran seseorang ia
berhasil mencuri perhatian penonton dengan memakai salah satu bahan yang sangat
sensitif, permasalahan yang dia alami bersama pacarnya.
Ya, menurut saya ini film yang
membawa sebuah pesan yang sensitif, dibalik cara penyampaiannya yang lucu. Ada
seorang pria yang bisa dikategorikan bukanlah tipe idaman dari para wanita,
memiliki kekasih yang pintar dan cantik, sudah lama berpacaran tapi belum juga
menikah karena keraguan dari sang pria. Karena tekanan tersebut sang pria
mencari suasana baru, berkeliling Amerika,
dan mulai menemukan apa yang dia inginkan.
Tidak tahu benar atau tidak,
namun Birbiglia seolah mencoba bersenang-senang dengan menciptakan sebuah
karakter pitiful yang berhasil menarik simpati anda, dan sedang dalam proses
untuk mencoba memperbaiki hidupnya. Dengan cara yang santai, Birbiglia sukses
membentuk sebuah isu yang pastinya banyak dialami pasangan di usia matang,
menjadi tampilan visual menyenangkan dengan banyak pesan tentang hubungan
asmara dengan topik utama keraguan dalam berkomitmen.
Namun, sayangnya harus ada yang
menjadi korban, dan disini adalah karakter wanita. Ya, sedikit sulit untuk
menjelaskan secara detail. Intinya, dua karakter wanita dalam film ini
dijadikan seolah mereka adalah sumber masalah yang dihadapi oleh pasangannya.
Ada Abby yang sebenarnya bisa memperoleh pria yang lebih baik dari Matt, namun
justru memilih untuk stick with him. Hmmm, anda pasti mengerti apa maksud saya.
Begitupula Ibu-nya Abby, Linda (Carol
Kane), selalu membeli kue dari internet, dan doyan menyambung pembicaraan
dengan sebuah hal yang sangat tidak penting.
Ya ya, itu bukan suatu masalah
buat saya, karena mungkin saja pada kenyataannya kondisi yang terjadi bisa
berbeda. Namun untuk wanita yang sangat sensitif mungkin apa yang ingin
disampaikan oleh Birbiglia akan menjadi sebuah pukulan telak bagi mereka,
meskipun terus dihibur dengan aksi stand-up comedy serta gangguan tidur dari Matt.
Terlepas dari isu sensitif tadi,
dan jika anda bukan bagian dari mereka-mereka yang sensitif, Sleepwalk With Me
akan menjadi sebuah sajian yang terasa singkat, padat, dan menghibur. Dengan cara yang
simple, semua pesan yang ingin disampaikan oleh Birbiglia dapat saya terima
dengan baik, lewat cara yang tidak begitu serius namun terus mampu membuat saya
berfantasi sembari tersenyum dengan humor-humornya.
Overall, Sleepwalk With Me adalah film yang menyenangkan. Bukan drama comedy
yang megah, hanya sebuah hidangan lezat dengan tema yang unik. Dengan konflik
utama yg kuat, Birbiglia mampu
menciptakan sebuah kondisi yang membuat saya ikut santai ketika menyaksikan ia
bercerita. Meskipun dibeberapa bagian terkesan aneh, dan mungkin sedikit
dipaksakan, tapi film akan mampu membuka mata beberapa pasangan, namun dapat
sedikit menyakitkan bagi orang-orang yang sensitif.
Score: 7,5/10
0 komentar :
Post a Comment