Sebuah ambisi yang
besar akan memberikan anda tekanan yang besar pula. Hal tersebut akan semakin
berat ketika anda memiliki masa lalu yang cukup cemerlang, namun kini berada
dalam kondisi sebaliknya. Ellison Oswalt (Ethan Hawke), seorang novelis yang
selalu mengangkat tema kejahatan nyata yang pernah terjadi sebagai bahan
bukunya, bersama keluarganya pindah ke sebuah rumah yang memiliki cerita masa lalu kelam, yang pada akhirnya membawa sebuah bencana besar bagi keluarganya.
Benar, rumah tersebut adalah objek terbaru Ellison untuk proyek terbarunya, dengan kasus utama hilangnya seorang anak bernama Stephanie. Singkat cerita, Ellison menemukan sebuah kotak di loteng rumah barunya, yang berisikan sebuah proyektor dengan beberapa cuplikan super 8 yang masing-masing memiliki label, dengan jarak tahun yang cukup besar. Ya, itu adalah cuplikan tentang proses pembunuhan sadis beberapa keluarga. Semua semakin menarik ketika Ellison menemukan sesosok setan disalah satu cuplikan tersebut, sedang menonton proses pembunuhan, tanpa terlibat didalamnya.
Pertama, sejak awal
saya sudah disuguhkan satu tokoh yang berhasil membuat saya tertarik dengan
permasalahan yang ia hadapi. Ellison, pria yang tidak santai dan memiliki
sebuah aturan khusus untuk istri dan kedua anaknya, Ashley dan Trevor (Michael
Hall D'Addario). Tidak boleh ada yang masuk kedalam ruang kerjanya, tidak
satupun, dan itu memberikan impresi bahwa karakter satu ini benar-benar dalam
tekanan yang sangat besar dengan buku barunya, namun anehnya anda akan menilai
bahwa ia adalah pria yang kuat.
Scott Derrickson sukses
mengikat saya sejak awal film bergulir dengan cuplikan pembunuhan yang singkat
itu. Dia berhasil menciptakan sebuah kasus yang jelas dengan kadar daya tarik
yang besar. Konflik utama memiliki tekanan yang besar, kemudian hadir konflik
pendukung yang berhasil menambah beban dari konflik utama. Tekanan dari sang
istri, masa depan keluarganya jika buku itu gagal sukses, dan anaknya Trevor
yang terus mengalami mimpi buruk, semua bekerja dengan baik.
Memang, anda tidak akan
menemukan sesuatu yang baru dalam cara film ini menyampaikan ceritanya. Ya,
cara klasik, suasana gelap disertai score yang soft membentuk kondisi mencekam,
kemudian disertai rasa cemas akan kehadiran sosok makhluk halus disekitar
karakter utama dengan bunyi-bunyi aneh. Tapi, kali ini itu semua berhasil
membuat saya takut. Dengan dibantu unsur mockumentary, film ini sukses membuat
saya untuk terus menjaga agar saya tetap cemas. Derrickson, anda berhasil!
Mungkin untuk beberapa
expert dibidang film horror apa yang Sinister tawarkan akan terkesan standar,
saya juga sedikit merasakan itu, namun anehnya synopsis dari cerita yang
disusun C. Robert Cargill dan Derrickson ini sangat menarik bagi saya. Ya, ini
adalah film pertama dari Derrickson yang saya tonton, sehingga saya tidak kenal
“cara” yang ia pakai. Begitupula dengan status film ini yang bukan franchise,
semakin menambah misteri yang dimiliki film ini, meskipun ada Jason Blum
dibelakangnya.
Yang paling menarik
dari film ini adalah bagaimana Derrickson mengajak saya untuk ikut merasakan
tekanan dari Ellison lewat video-video yang ia putar satu per satu. Ya, ini
yang paling menarik, karena dengan video tadi Derrickson menghadirkan clue-clue
baru yang disuntikkan secara perlahan, semakin menambah beban dari tokoh utama,
namun juga menjadikan saya terus bertanya-tanya sembari mencoba mengaitkan
hubungan antar clue tadi. Hmm, saya terbawa suasana, merasa seolah ikut berjalan bersama Ellison mengitari rumah misterius itu dengan dikelilingi
suasana tenang yang mencekam. Dan, ketika sosok misterius itu hadir, Derrickson
berhasil membuat saya terkejut, dan juga merinding. Momen kejut yang diberikan
memang klasik, namun tidak murahan.
Faktor utama
keberhasilan sebuah film horror bagi saya apakah film tersebut berhasil
menakut-nakuti saya sepanjang ia hadir dihadapan saya. Sinister berhasil
melakukan itu. Sangat banyak momen dimana film ini mampu membuat deru nafas
saya sedikit bergerak cepat ketika saya menganggap sosok misterius itu akan
hadir. Ya, sangat banyak, dan anda akan terus waspada sepanjang film. Pusat film ini jelas
adalah Ethan Hawke, dan beruntungnya ia mendapatkan karakter yang memang telah
menjadi salah satu kelebihannya, tenang dan berkarisma, seperti menyaksikan Tom di film The Woman in the Fifth. Ethan berhasil
menjadikan Ellison sebagai seorang penulis yang dihormati, namun juga seorang
ayah dan suami yang memiliki ambisi sangat besar.
Overall, Sinister
adalah film horror yang memuaskan. Anda tidak akan mendapatkan sesuatu yang
baru dan special dari film ini, karena apa yang ia miliki dapat anda temukan di
film horror lainnya. Cerita yang mudah ditebak, tidak menghilangkan daya tarik
film ini berkat kinerja efektif yang dihadirkan Scott Derrickson. Atmosfir
horror sangat besar, disertai momen-momen menakutkan yang sangat tricky.
Sinister adalah film horror yang akan membuat anda terus cemas.
Score: 8,25/10
0 komentar :
Post a Comment