Jika anda dapat melihat
makhluk halus disekitar anda, sebenarnya anda orang yang beruntung, atau justru
sangat tidak beruntung? Norman Babcock (Kodi Smit-McPhee) memiliki kemampuan
tersebut. Norman dapat melihat dan
berbicara dengan hantu disekitarnya, yang tentu saja tidak dapat dilihat orang
lain. Hal tersebut membuat Norman dinilai sebagai anak yang gila oleh
masyarakat dilingkungan tempat tinggalnya. Ya, klasik, from zero to hero.
Diawal cerita anda
sudah ditawarkan sesuatu yang unik, dimana Norman berbincang dengan arwah
neneknya, namun orang tuanya Perry Babcock (Jeff Garlin) dan Sandra Babcock
(Leslie Mann), serta kakaknya Courtney (Anna Kendrick) justru tidak bisa
melihat sang nenek. Setelah itu apa yang ditampilkan oleh Chris Butler dan Sam
Fell tidak begitu special bagi saya. Anda mulai diperkenalkan dengan kehidupan
Norman, bertemu teman barunya Neil (Tucker Albrizzi), dan musuh utamanya Alvin
(Christopher Mintz-Plasse). Ya, tidak special, meskipun Butler dan Fell terus
mencoba memberikan tekanan demi tekanan pada Norman, dan juga kehadiran
pamannya Mr. Prenderghast (John Goodman) yang memberikan sebuah misi kepada
Norman.
Lantas apakah film ini
buruk? Tidak buruk, namun tidak special juga. Kelemahan ParaNorman bagi saya
adalah tidak memiliki konflik utama yang kuat. Sebuah misi, sedikit berbelok
agar tampak menarik, namun tetap saja dapat dengan mudah anda tebak bagaimana
semua itu akan berakhir. Hal yang lumrah memang, dimana cerita dari sebuah film
animasi jelas akan lebih ringan dan tidak begitu kompleks. Celakanya, ada
beberapa elemen kunci yang saya rasa kurang dieksekusi dengan baik.
Sudah jelas bahwa pesan
utama dari animasi stop-motion ini adalah bagaimana seorang yang dianggap remeh
oleh lingkungannya, justru dapat menjadi pahlawan yang menyelamatkan kota New
England, Massachusetts. Cerita yang dihadirkan juga tidak jelek, dengan alur
yang jelas anda akan ikut merasakan kenikmatan dari perpindahan antar konflik
yang terasa halus, tidak ada yang tertinggal. Minusnya, saya tidak merasakan
ancaman yang akan terjadi jika misi itu gagal, terasa datar dari awal hingga
akhir. Dari kegagalan dikala sunset, hingga kehadiran zombie yang
menginvansi kota, tetap tidak berhasil membantu menaikkan tensi dari konflik
utama.
Oke, ini animasi, dan
seseorang pernah berkata kepada saya, “animasi itu adalah sebuah sajian visual,
tanpa harus berpikir keras”. Ya, itu benar, dan tampilan visual yang dihadirkan
Laika Entertainment (Coraline) jelas berhasil menghibur saya. Karakter dengan
bentuk tubuh yang aneh, dibantu tampilan latar yang tidak begitu detail dengan
dominasi warna kelam, sangat mampu membentuk nuansa gelap dari cerita yang film
ini miliki.
Sayangnya, bagi saya
hanya itu nilai positif yang cukup besar dari film ini. Joke yang disuntikkan
menjadi salah satu celah besar yang tertinggal, banyak yang tidak bekerja
dengan baik. Beberapa twist yang dihadirkan juga kurang sukses, justru merusak
cerita yang telah dibentuk sejak awal. Dan seperti yang saya sebutkan diawal,
anda sudah tahu kemana film ini akan berjalan, sehingga ketika ending hadir,
anda tidak merasakan sesuatu yang besar.
Syukurlah Butler dan
Fell memiliki pengisi suara yang sukses menjalankan tugas mereka dengan baik.
Suara yang dihadirkan berhasil menyatu dengan baik bersama tampilan visual dari
masing-masing karakter, bahkan untuk Jodelle Ferland, yang suaranya hanya hadir
diakhir cerita. Begitupula pesan yang film ini emban, sukses disampaikan dengan
baik. Ya, meskipun dibalut dengan unsur horror, menurut saya ParaNorman dapat
memberikan motivasi kepada anak-anak, dari Norman yang menjadi contoh bahwa
semua orang memiliki keistimewaan, Norman yang tidak pernah berhenti untuk
percaya, hingga kerja keras pasti akan memberikan hasil yang manis.
Overall, ParaNorman
adalah film animasi yang memuaskan. Dengan tampilan stop-motion yang oke,
berpadu dengan cerita yang tidak begitu istimewa, film ini mampu menyampaikan
banyak pelajaran kepada kaum muda hingga orang dewasa, lewat kisah perjuangan
seorang anak kecil yang menyelamatkan kotanya dari kutukan jahat. Bukanlah 92
menit yang membosankan, namun entah mengapa sangat sulit untuk mengatakan bahwa
ini adalah film animasi yang sangat special bagi saya.
Score: 7,25/10
0 komentar :
Post a Comment