Akan ada banyak ujian yang anda hadapi dalam menjalani kehidupan didunia ini, dan banyak pula cara agar anda dapat belajar bagaimana menghadapi masalah tersebut. Salah satu contohnya adalah Jim Green (Joel Edgerton) dan Cindy Green (Jennifer Garner), pasangan
yang divonis tidak dapat memiliki anak. Ya, hancur memang, karena memiliki anak
pasti menjadi sebuah mimpi terindah yang dimiliki semua pasangan suami istri.
Begitupula Jim dan Cindy, mereka putus asa, frustasi, dan memutuskan untuk
melupakan hal tersebut dengan berkhayal, menuliskan semua yang mereka impikan
dari anak mereka. Abracadabra, semua itu menjadi nyata.
Semua impian yang
mereka tuliskan di kertas dan mereka taruh didalam sebuah kotak, yang kemudian
mereka kubur di halaman belakang rumah tadi menjadi kenyataan. Timothy (CJ Adams), muncul didalam rumah
dengan tubuh penuh tanah hasil dari ketika ia keluar dari kotak tersebut. Ya,
ia keluar dari kotak tersebut, dengan badannya yang kecil dan lucu. Dan sama
seperti cara ia hadir yang aneh dan ajaib, Timothy memiliki keanehan lain
dimana dibagian bawah kakinya tumbuh beberapa helai daun. Ya, unik dan menarik.
Memang benar, apa yang
ditampilkan oleh Peter Hedges bersama
cerita yang ia ambil dari sebuah konsep karya dari Ahmet Zappa jelas akan mampu menarik minat anda. Pasangan yang
mandul, secara mendadak diberikan seorang anak seperti yang mereka inginkan
dengan cara yang sangat ajaib. Tapi, itu hanya terasa diawal cerita. Ya, Jim
dan Cindy adalah pasangan yang berhasil menarik simpati saya kepada mereka, dan
Timothy sendiri memberikan sebuah misteri yang berfokus pada eksistensinya
dalam cerita. Itu nilai positif yang film ini miliki.
Celakanya Peter Hedges
kurang berhasil mengeksekusi cerita yang ia miliki. Ya, kurang total. Diawal
anda akan penasaran apa yang akan terjadi, kemana cerita akan berjalan, namun
semua harapan itu perlahan memudar setelah konflik utama diperkenalkan. Benar,
setelah dibuka dengan apik saya merasakan konflik utama perlahan hancur. Hedges
tidak berhasil menciptakan sebuah fokus utama pada cerita.
Dengan banyak pesan
yang ia ingin sampaikan, Hedges mencoba menghadirkan semua itu dengan banyak
konflik kecil pada cerita, namun sialnya justru merusak daya tarik yang Timothy
miliki. Terlalu dangkal, terlalu cepat, sehingga banyak bagian yang terasa
datar. Ya, feel-nya gak dapat, dimana anda akan mengerti maksud dari pesan yang
Hedges ingin sampaikan, namun gagal untuk membuat anda tersentuh dengan masalah
mereka.
Apa yang menjadikan
film ini menarik bagi saya adalah selain ide ceritanya yang unik,
cinematography yang ditampilkan juga indah. Sentuhan manis dari John Toll, dibantu dengan score karya Geoff Zanellia adalah dua elemen yang
mampu membuat saya tersenyum ketika menyaksikan Timothy beraksi, sebelum
kembali pada Jim dan Cindy yang terus bercerita kepada agensi agar dapat
memperoleh ijin mengadopsi anak. Cinematography yang cantik dari film ini
mungkin akan anda kenang untuk jangka waktu yang lama, tidak seperti cerita
yang ia punya.
RubySparks mampu membawa anda untuk berimajinasi lebih dalam
bersamanya, dan The Odd Life of Timothy
Green tidak. Jangan salahkan premis yang ia tawarkan karena saya yakin
mayoritas dari anda pasti tertarik. Salahkan Hedges dalam kegagalan ini, dimana
ia tampak kurang berani dalam mengambil resiko, memilih bermain aman dengan
tempo yang cepat, sehingga banyak potensi yang ia ciptakan gagal mencapai target.
Saya bahkan tidak mencoba untuk sejenak membayangkan apa yang akan saya tulis
jika saya memperoleh kesempatan yang Jim dan Cindy miliki, karena
konflik-konflik tersebut tidak berhasil meninggalkan kesan yang dalam.
Overall, The Odd Life of Timothy Green adalah
film yang kurang memuaskan. Ya, ada seorang suami yang bekerja di pabrik
pensil, istri yang bekerja di museum, mereka tidak bisa memiliki anak, dan
suatu malam mereka memperoleh anak lewat sebuah keajaiban. Ada unsur cinta,
persahabatan, keajaiban, hingga rasa cemas dari orang tua kepada anaknya. Namun
sayangnya semua keindahan diawal gagal untuk bertahan hingga akhir. Terlalu
dangkal, terlalu cepat, terlalu nanggung, dan beberapa bagian terasa terlalu
berlebihan. Selamat datang di dunia fantasy, dimana anda akan menyaksikan
keajaiban-keajaiban dan cinta yang dimiliki seorang anak bernama Timothy.
Score: 6,25/10
0 komentar :
Post a Comment