Sudah tiga tahun sejak
kemunculan pertamanya, Diary of Wimpy Kid kini telah sampai di film ketiga.
Ya, sangat cepat, dimana setiap tahun mereka muncul dengan membawa sebuah
permasalahan baru. Kali ini tema yang diangkat adalah liburan musim panas, dan
masih sama dengan kisah terdahulunya kali ini semua rencana yang telah disusun
oleh Greg Heffley (Zachary Gordon) kembali berantakan.
Pada awalnya Greg ingin
menghabiskan liburannya dengan bermain video game dirumah. Namun atas desakan
orangtuanya, Frank Heffley (Steve Zahn) dan Susan Heffley (Rachael Harris), Greg
terpaksa mengisi liburan dengan kegiatan outdoor. Tidak buruk memang, karena
dengan begitu Greg memiliki kesempatan untuk menjalankan misinya, lebih dekat
dengan perempuan idamannya, Holly Hills (Peyton List).
Namun ternyata Ayahnya
telah menyusun rencana liburan untuk mereka jalani bersama, yang faktanya
sangat tidak disukai oleh Greg. Berkat bantuan sahabat karibnya Rowley
Jefferson (Robert Capron), Greg dapat masuk kedalam The Country Club, dan kabur
dari semua rencana sang ayah dengan alasan memperoleh pekerjaan di tempat
tersebut. Celakanya, Greg masih memiliki kutukan yang ia terima sejak film
pertama, dan semua yang ia lakukan selalu tidak berjalan dengan baik.
Tampak simple memang,
ketika summer time, seorang anak laki-laki harus melakukan tuntutan dari orang
tuanya, namun justru melakukan hal berbeda yang akhirnya membawanya kedalam
permasalahan. Sejujurnya film ini tidak menawarkan sesuatu yang baru kepada
saya, justru kualitasnya semakin menurun. Tiga tahun lalu, Diary of a Wimpy Kid
berhasil memberikan kejutan kepada saya untuk film genre family. Ketika itu
banyak karakter yang mampu membuat saya untuk mencintai mereka. Tapi hanya
dalam selang waktu tiga tahun semua itu sirna.
Greg tidak lagi seorang
anak yang loveable, Rowley tidak mampu tampil polos dan lucu, serta Patty
(Laine MacNeil), Fregley (Grayson Russell), dan Chirag (Karan Brar) telah
kehilangan keunikan yang mereka punya sebelumnya. Ya, semua itu adalah daya
tarik dari film pertama, perlahan hilang di film kedua, dan semakin terasa
tipis di film ini. Hanya Rodrick (Devon Bostick) yang masih mampu membawa saya
merasakan tokoh antagonis seperti film pertama.
Memang, semua telah
berubah, dan apa yang menjadikan saya sangat menyukai Diary of a Wimpy Kid tiga
tahun lalu kini telah berkurang intensitasnya. Namun, apa yang akan anda
dapatkan masih sama. Masih ada kartun yang telah menjadi cirri khas sejak film
pertama, suara Greg yang terus hadir untuk menjelaskan permasalahan yang
berlangsung, Rodrick yang masih menjengkelkan dan selalu menganggu Greg, hingga
Greg yang masih saja higienis. Itu semua masih mampu membuat saya tersenyum
dibalik kekecewaan diawal tadi.
Ya, hanya itu nilai
plus yang dimiliki film ini, selebihnya minus. Salah satu kekurangan terbesar
adalah tidak ada momen dimana anda memperoleh kejutan dari cerita. Ya, itu
akibat dari masih samanya pattern yang digunakan oleh David Bowers, tidak ada
sesuatu yang baru, sehingga film ini terasa hanyalah sebagai kelanjutan yang
dipaksa. Bisa dibilang begitu, semua dikejar sebelum pemeran utama tumbuh
semakin dewasa, dan pada akhirnya membawa dampak yang sangat besar yaitu
menghasilkan karya yang tidak istimewa.
Banyak plot yang
dihadirkan, namun semua itu tampak hanya untuk menjadikan Greg tampak sibuk
dalam menjalani liburannya. Kegiatan A, kemudian B, sembari misi yang terus
berjalan, namun pada akhirnya tidak meninggalkan kesan yang menarik.
Bowers memilih untuk menyampaikan pesan
yang film ini miliki dengan cara yang sudah lazim, namun parahnya dieksekusi
dengan sangat biasa. Ya ya, beberapa joke bekerja dengan baik, namun terasa
standar. Humor ciri khas Diary of Wimpy Kid, tapi kali ini tidak mampu membuat
saya tertawa lepas, hanya sampai tersenyum kecil akibat cara yang dipakai telah
terbaca dan tidak dieksekusi dengan baik, menggunakan kelemahan yang dimiliki
karakter sebagai bahan utama.
Overall, Diary of a
Wimpy Kid: Dog Days adalah film yang kurang memuaskan. Patternnya masih sama,
namun celakanya elemen-elemen yang menjadi daya tarik Diary of a Wimpy Kid
sejak film pertama perlahan mulai memudar. Hmmm, ini memang bukanlah film yang
diciptakan untuk dapat meraih penghargaan, atau bahkan memperoleh nilai tinggi
dari penontonnya dan juga kritikus. Misi utama Diary of wimpy kids diciptakan
jelas untuk membuat anda bersenang-senang ketika menyaksikannya. Itu cukup
berhasil, namun dengan kualitas yang sangat jauh menurun dibandingkan
pendahulunya. Film keempat mungkin akan hadir, namun jika kelak harus muncul
dengan pemeran baru di semua karakter, akan lebih baik jika film series ini
berakhir di sini.
Score: 5/10
0 komentar :
Post a Comment