Ya, Dredd adalah salah
satu film ditahun ini yang berhasil membuat saya bergumam “shit” ketika menuju
pintu keluar. Ini adalah remake dari “Judge Dreed” yang rilis 12 tahun lalu dimana
ketika itu Sylvester Stallone sebagai pemeran utama. Kondisinya masih sama,
dimana polisi kini mempunyai kapasitas untuk menghakimi penjahat secara
langsung ditempat. Judge Dreed (Karl Urban), bersama seorang “anak baru”
bernama Anderson (Olivia Thirlby), menuju sebuah misi untuk menangkap sebuah
kelompok pengedar drugs yang menjadi tersangka pembunuhan.
Amerika telah terkena
radiasi, dan penduduk mulai hidup bergerombol, membentuk beberapa blok bangunan
yang sangat tinggi dan juga kumuh. Peach Trees, sebuah blok di Mega City One yang
secara terselubung telah dikuasai oleh Ma-Ma (Lena Headey), seorang wanita
pemimpin Ma-Ma Clan yang menjadi pengedar SLO-MO, sebuah drugs yang dapat
membawa pemakainya terbang dari realita yang ia miliki. Dreed dan Anderson
ternyata tidak mengetahui itu, dan mereka terjebak didalam blok kerena semua
akses keluar telah ditutup.
Cerita yang ditawarkan
film ini memang tidak dipenuhi dengan basa-basi. Ada anak baru, menjalani test
dengan Dreed sebagai penguji dan kasus pembunuhan di Peach Trees sebagai objek
uji. Namun itu tidak berhasil dikemas dengan baik. Untuk film yang mengusung
action sebagai genre terdepan, Dreed tidak berhasil membuat saya untuk tidak
melihat jam secara berkala dan mencari tahu sudah sejauh mana film ini
berjalan. Ya, mayoritas bagian dari film ini terasa membosankan. Menawarkan sebuah
adegan action, kemudian sedikit menurunkan tensi, dan kembali diisi adegan
action jika berhasil dilakukan dengan baik akan memberikan sebuah nilai positif
yang sangat besar untuk film tersebut. Namun, Dreed gagal memberikan itu.
Salahkan Alex Garland
sebagai penyebab utama kegagalan film ini. Garland tidak berhasil menciptakan bagian
diluar adegan aksi menjadi sama menariknya dengan adegan aksi tersebut, terasa datar
dan tidak menarik. Dipompa, kemudian turun lagi, dipompa, dan turun lagi, pada
akhirnya saya tidak mendapatkan klimaks dari film ini. Sedikit menyedihkan
memang, karena tujuan utama di remake-nya film ini tentu untuk memperbaiki
kekurangan yang pernah dilakukan pendahulunya.
Kesalahan dari Garland
tidak berhasil menutupi hasil maksimal yang telah diberikan oleh elemen lain
dari film ini. Pete Travis berhasil menjadikan film ini menjadi tampak indah
diluar cerita yang dimilikinya. Adegan aksi dengan cinematography yang baik, disertai slow-motion yang mampu membuat saya tersenyum. Karl Urban yang
sejak awal hanya memberikan anda kesempatan untuk melihat bagian bawah mukanya
saja, ternyata cukup sukses untuk melepas karakter Judge Dreed dari bayang-bayang
Stallone. Ya, Dreed versi Urban lebih keren dan lebih mencerminkan bagaimana
seorang hakim yang sesungguhnya.
Overall, Dreed adalah
film yang kurang memuaskan. Misi utama yang diemban Pete Travis
sepertinya membangkitkan kembali Dreed sebagai kemasan yang berbeda dari
pendahulunya. Itu berhasil, dan nuansa penghakiman dari film terasa lebih kuat
lewat penampilan Karl Urban, dan tentu saja adegan aksi yang berada dilevel
baik. Namun, cerita yang menjadi kunci utama film ini untuk tampil beda dari Judge
Dreed, justru menjadi sebuah nilai minus besar bagi saya. Film ini cukup baik,
jika anda menjadikan adegan aksi dan tampilan visual sebagai factor utama dari
penilaian anda. Tapi jika digabung dengan cerita yang ditawarkan, Dreed menjadi
kurang memuaskan, malah bagi saya justru membosankan.
Score: 6/10
0 komentar :
Post a Comment