Sekuat
apapun seekor harimau, mencoba masuk kedalam sebuah kandang yang dipenuhi
ribuan singa yang sedang mengaum kelaparan, tentu saja tetap sebuah pekerjaan
yang sangat berat. Ya, impossible, jika ia tidak cerdik. Itu yang dimiliki Tony
Mendez (Ben Affleck), seorang agen CIA yang diberi tugas oleh Direktur CIA,
Jack O'Donnell (Bryan Cranston), untuk menyelamatkan enam staf kedutaan Amerika
yang berhasil lolos dari serangan kelompok revolusi Iran ditahun 1979, dan
berlindung di kediaman duta besar Kanada. Berawal ketika ia menonton Battle for
Planet of the Apes bersama anaknya di TV, Mendez menyusun sebuah ide yang
dianggap gila oleh pemerintah, Argo.
Argo,
adalah sebuah film palsu bertemakan sci-fi, hasil rekayasa kerja sama Mendez dengan
John Chambers (John Goodman). Bersama Lester Siegel (Alan Arkin) mereka
membangun sebuah studio film palsu, membawa nama Kanada sebagai pelindung
utama, dengan segala detail yang sangat bersih. Ya, sangat bersih, sehingga
Mendez dapat masuk ke Iran, yang ketika itu masih terus diwarnai demonstrasi
besar-besaran dengan tingkat sensitifitas yang sangat tinggi terhadap orang asing.
Operasi
dimulai, Mendez mulai melatih enam staf tersebut untuk menyamar menjadi bagian
dari tim produksi. Semua informasi palsu diberikan, dari nama palsu, jabatan,
hingga kisah masa lalu mereka. Meskipun berada dalam perlindungan duta besar
Kanada, Ken Taylor (Victor Garber), mereka tetap tidak dapat membuang-buang
waktu seiring tensi yang terus memanas di Teheran. Namun, dihari keberangkatan
Mendez mendapat kabar mengejutkan, operasi dibatalkan oleh pemerintah, dengan
alasan yang bagi saya cukup masuk akal untuk negara sebesar USA.
Dengan
mengusung label “berdasarkan kisah nyata”, cerita yang ditawarkan oleh film ini
sangat menarik dan unik. Sebuah misi menyelematkan warga negara Amerika dari
sebuah negara yang sangat teliti terhadap orang asing yang masuk ke negara
mereka, dengan proses pembuatan film sebagai topeng utama. Dasar cerita dengan
gerakan revolusi yang terus bergulir, berhasil menciptakan kondisi mencekam
sejak awal. Dan, Ben Affleck cerdas dalam hal ini. Hasil karya Chris Terrio
berhasil Affleck olah dengan baik, sehingga ketegangan yang telah ia ciptakan
tampak seperti dikunci, kemudian diangkat kembali, dikunci, dan seterusnya. Hal
tersebut menjadikan anda akan merasakan ancaman yang terus berada disekitar
Mendez.
Film
yang ternyata di produseri oleh George Clooney ini memasang thriller sebagai
genre yang ia usung. Namun anda tidak akan menemukan adegan aksi saling tembak
dan saling serang dari kedua kubu yang menjadi salah satu ciri pendukung dari
sebuah film thriller. Latar belakang cerita memang bertemakan sebuah perang
yang tinggal menunggu waktu untuk meledak. Tetapi yang di kupas oleh film ini
adalah bagaimana seorang agen membawa enam staff keluar dari Iran, lengkap dengan segala intrik politik.
Yang
menjadi kunci sukses dari film ini adalah bagaimana Affleck menggambarkan
kondisi sekitar dari karakter yang terus menelusuri kota Teheran. Selalu ada
ancaman yang tampak sedang menunggu kesempatan, selalu ada bahaya yang meneror
disekitar mereka, terlebih dari cara para warga sekitar memandang mereka. Ya,
anda akan merasakan tekanan yang mereka alami, dan ikut cemas dengan eksistensi
mereka jika saja semua skenario yang telah disusun dengan rapi terbongkar.
Cerita yang dibangun dengan hati-hati ini, bergerak perlahan sejak awal,
berhasil membentuk elemen cerita sehingga tidak terasa ada yang tertinggal, dan
ketika semua itu telah berhasil ditumpuk, hadir 30 menit penutup dengan tingkat
ketegangan 2 kali lebih besar.
Argo
adalah hasil kerja yang sangat memukau dari Ben Affleck. Sebagai sutradara ia
memberikan apa yang ia inginkan dengan sangat meyakinkan. Affleck terlihat tahu
bagaimana memvisualisasikan cerita yang ia miliki. Begitupula ketika ia menjadi
Mendez, dengan jenggot dan kumis yang tebal, berhasil Affleck manfaatkan dengan
baik untuk menunjukkan sisi Mendez yang menyakinkan namun terus dihantui rasa
takut dan ragu. Cranston, Arkin, dan Goodman memberikan kontribusi yang baik
terhadap cerita. Mereka berhasil membuat saya tetap waspada apakah misi ini
akan sukses atau tidak.
Overall,
Argo adalah film yang sangat memuaskan. Dibuka dengan sangat manis, anda akan
menyaksikan 120 menit yang terus dipenuhi rasa cemas dan tegang, dan itu semua
tanpa kehadiran adegan aksi kelas berat. Hanya permainan dialog antar karakter,
tidak ada banyak konflik, hanya memanfaatkan satu jalur untuk menjalankan
cerita menuju titik akhir, itu sudah cukup bagi Affleck untuk mengantarkan film
ini ke posisi tim terdepan film terbaik tahun ini. Argo adalah salah satu film yang mampu membuat saya bertepuk tangan diakhir cerita.
Score: 9/10
Damn! This movie was AWESOME !!!
ReplyDeletenonton fil ginian jam satu malem, selesai jam 3-an.
Tegangnya sampe kemana-mana, bro..
:)))
@Adhitya Teguh Nugraha: hahaha, serasa berpacu bersama waktu ya guh. ZDT juga boleh tuh dicoba, meskipun agak kontroversial. :)
ReplyDeleteIni aku jg lg ntn gan, film baru jln 1 jam lbh disini udh jam 4.37 (wkt samarinda)
ReplyDeleteAduh bakal kelar smpae hbs subuh nih.
Hehehe..