Movie Review: Sound of My Voice (2011)

Maggie (Brit Marling), seorang wanita berusia 24 tahun, mengaku bahwa ia datang dari tahun 2054, dengan tujuan untuk menyelamatkan umat manusia dari ancaman perang saudara. Maggie membentuk sebuah sekte, dengan lokasi sebuah ruang bawah tanah di San Gabriel Valley, California. Ia tidak bisa keluar dari ruang tersebut, dengan alasan tingkat imunitasnya, sehingga segala hal untuk menunjang kesehatannya ia dapatkan dari pengikutnya, termasuk darah mereka. Yaks, aneh. Hal tersebut pula yang menuntun Peter Aitken (Christopher Denham), seorang guru, bersama kekasihnya Lorna Michaelson (Nicole Vicius), untuk mencoba mencari tahu fakta sebenarnya.

Peter dan Lorna menyusup kedalam sekte tersebut, dengan menyamar menjadi anggota baru. Mereka masuk kedalam sebuah garasi, mengikuti instruksi seorang pria, mandi, kemudian hanya mengenakan pakaian layaknya pasien rumah sakit, dan dengan mata tertutup dan tangan terikat dimasukkan kedalam sebuah van, dan dibawa kesuatu tempat yang tidak mereka ketahui. Lalu mereka disambut dengan sebuah ritual jabat tangan sebagai kode, masuk ke sebuah ruangan, duduk membungkuk, dan masuklah Maggie, memakai selang infuse dan tabung oksigen disebelahnya.

Ketika pertama kali membaca sinopsis dari film ini, saya berada di zona abu-abu, antara tertarik dan tidak. Daya tarik film ini bagi saya adalah Brit Marling. Another Earth, memang tidak berhasil mencuri tempat di top list saya tahun lalu, namun ceritanya yang sedikit “provokatif” itu masih sangat membekas di ingatan saya. Dan hal itu terulang kembali di film ini. Cerita tentang perjalanan waktu, dengan mengemban misi untuk menyelamatkan dunia, hanya akan menimbulkan pertanyaan dengan dua opsi, benar atau salah?

Sebuah awalan yang kurang menarik bagi saya, di isi dengan Maggie yang mencoba meyakinkan para pengikutnya lewat pembawaannya yang sangat tenang. Ya, itu tidak berhasil. Pada saat itu saya menganggap Maggie hanyalah seorang wanita gila, lepas dari rumah sakit jiwa, dan mengaku datang dari masa depan karena kejiwaannya yang terganggu. Saya justru lebih tertarik kepada rencana yang disusun Peter dan Lorna, bagaimana mereka mengakali berbagai elemen pendukung untuk melakukan dokumentasi mereka agar tidak ketahuan.  

Namun, semua berubah ketika saya mulai sedikit ikut merasakan apa yang Peter rasakan. Mulai sedikit goyah karena aura dari Maggie yang semakin meyakinkan, melihat semua pengikutnya patuh ketika ia meminta mereka makan apel, kemudian memuntahkannya dengan maksud untuk membersihkan tubuh mereka. Peter, yang awalnya tidak mau, ternyata berubah. Tetapi, apa yang Zal Batmanglij coba sajikan disini adalah sebuah cerita (yang ia tulis bersama Brit Marling) dengan tujuan utama untuk menggoyang anda lewat sosok yang sangat meyakinkan. Lewat clue yang ia selipkan, Batmanglij berhasil membuat saya penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya, terutama lewat clue berupa lagu “Dream” dari The Cranberries, dan juga seorang anak perempuan berusia 8 tahun bernama Abigail, yang Maggie klaim adalah ibunya.

Kunci sukses dari cast, tentu saja Brit Marling. Marling sukses membuat saya melabeli dia sebagai wanita gila dia awal film, kemudian berhasil membuat saya goyah lewat pembawaannya yang tenang dan bersahaja. Saya seperti ikut merasakan apa yang para pengikut Maggie rasakan, terbawa suasana karena cerita yang ia sampaikan tentang masa depan, dan permainan emosi yang sangat meyakinkan. Christopher Denham juga berhasil menjalankan tugasnya, membawa anda yang awalnya berada disisi berbeda, ikut terjerumus bersamanya.

Overall, Sound of My Voice memberikan tontonan yang memuaskan, diluar ekspektasi awal saya. Premis awal yang aneh, sukses menawarkan sebuah daya tarik yang membuat saya yang awalnya sangat yakin menjadi goyah, dan ikut bertanya-tanya. Yap, film yang menawarkan cerita dengan isi sebuah ketidakpastian yang ambigu, akan sangat menyenangkan untuk ditonton jika anda tidak mencoba melawan dengan tetap teguh pada pendirian anda. Ikut bermain dan masuk kedalam cerita, menjadikan pertanyaan-pertanyaan itu berputar dipikiran anda, sehingga anda akan merasakan sensasi yang berbeda ketika jawaban itu muncul. Ya, kalau memang ada jawaban, karena tujuan utama film ini, hanyalah memberikan cobaan pada tingkat kepercayaan anda.

Score: 7,5/10