Sylvester Stallone ternyata
belum puas dengan “pesta” yang telah dia dan teman-temannya lakukan dua tahun
yang lalu. Kali ini, dengan mengemban tugas yang diberikan oleh Mr. Church
(Bruce Willis), Barney Ross (Sylvester Stallone) serta Lee Christmas (Jason Statham),
Gunnar Jensen (Dolph Lundgren), Toll Road (Randy Couture), Yin Yang (Jet Li),
dan Hale Caesar (Terry Crews) berkumpul kembali, ditambah kehadiran anggota
baru Bill The Kid (Liam Hemsworth). Misi mereka sebenarnya sangat mudah,
menemukan sebuah paket yang berisikan data tentang keberadaan lima ton
plutonium, yang harganya bisa menjadikan sang pemilik menguasai dunia. Hal
tersebut semakin mudah dengan kehadiran Maggie (Yu Nan), sebagai pemandu utama
mereka. Namun semua berubah ketika mereka bertemu The Sangs, kelompok yang
dipimpin Jean Vilain (Jean-Claude Van Damme).
Paragraf di atas sepertinya
sudah cukup untuk menggambarkan apa yang akan anda dapatkan sepanjang 103 menit
film ini berjalan. Sebagai informasi pembuka, The Expendables merupakan salah
satu film yang saya nantikan ketika mereka muncul dua tahun yang lalu.
Bersenjatakan sebuah tim yang berisikan pemain-pemain kelas berat di genre
action, tentu saja ekspektasi yang saya pasang sangat tinggi kala itu. Namun
apa yang saya dapatkan ternyata jauh dari harapan saya. Aksi laga kelas atas,
tanpa disertai cerita yang mumpuni. Hal tersebut yang menjadikan ekspektasi
awal saya kepada proyek Stallone yang kedua ini tidak begitu tinggi.
Datang, dan nikmati
adegan-adegan aksi yang disajikan. Cukup sampai disitu yang harus anda lakukan,
tanpa harus terlalu serius memikirkan jalan cerita yang tidak berkembang tanpa
kehadiran konflik baru yang mumpuni sejak kehadiran The Sangs. Sebaiknya datang
sejak awal, karena dari detik pertama anda sudah disajikan adegan aksi kelas
atas yang penuh dengan peluru. Yap, sangat jarang film yang bisa menjadikan
saya berkata “wow” di 15 menit pertama.
Kehadiran duo The Mechanic,
Simon West yang mengambil alih kendali dari tangan Stallone, dan Richard Wenk
yang bergabung dengan Stallone untuk menggodok naskah, memberikan nilai positif
dan negatif. Simon bisa mengendalikan pasukan berat yang ia miliki, hal yang
sangat kurang bisa diatasi oleh Stallone di film pertama. Keputusan tepat
lainnya dari Simon adalah bagaimana ia memberikan porsi yang lebih kepada
Statham, yang menjalankan tugasnya dengan baik, dan berada diposisi terdepan
cast jika menilik performa yang diberikan. Tensi naik dan turun yang disajikan
sukses dikontrol dengan baik oleh Simon. Nilai positif lainnya adalah bagaimana
semua pemeran dapat memberikan kontribusi pada cerita, meskipun porsi yang
didapat tidak sama besar.
Namun, celah besar masih
tertinggal di tempat yang sama, cerita. Tidak terlalu kecewa memang, karena
sejak awal saya tidak begitu peduli dengan cerita yang akan film ini berikan.
Namun cerita tetap menjadi faktor utama saya dalam menilai sebuah film. Yang
disayangkan adalah, bagaimana Stallone belum memperbaiki kesalahan besar yang
sebelumnya dia lakukan. Gebrakan cerita yang sangat besar diawal terasa memang
disengaja oleh Wenk dan Stallone. Yha, bayangkan saja Stallone berkata kepada
anda, “oke, ini cerita utamanya, batasnya sampai disini, dan mari berpesta”.
Tidak ada konflik menarik yang diselipkan, hanya adegan aksi yang terus
dinjeksi, disertai humor-humor satir yang terasa catchy. Untuk humor memang
sangat efektif, terutama aksi saling sindir dengan ciri khas masing-masing
pemain yang tetap dipertahankan. Namun, bagi saya itu saja tidak cukup, karena
cerita yang stuck menjadikan film ini terasa datar dari segi cerita. Yang
sedikit membantu adalah kerja sama antara Schwarzenegger dan Willis, dan
kehadiran Chuck Norris yang pasti akan mencuri perhatian semua pencinta film
aksi ketika ia menghabisi semua musuh sendirian.
Overall, The Expendables 2
merupakan film yang cukup menghibur. The Expendables masuk dalam kategori gagal
bagi saya, dan proyek kedua dari Stallone ini berhasil menaikkan levelnya
setingkat diatas pendahulunya tersebut. Yap, hanya satu tingkat. The
Expendables 2 menghadirkan tontonan seru dengan menu utama adegan-adegan aksi
papan atas, dengan dibalut joke-joke yang efektif antar pemain. Sedikit lucu
memang menyaksikan aktor-aktor dengan struktur tubuh yang sangat kekar, saling
sindir satu dengan yang lain. Namun nilai minus itu belum berhasil diperbaiki
di film ini. Cerita yang sangat menggebrak diawal, tampak seperti tidak
diberikan daya yang cukup untuk bergerak maju oleh penulisnya. Tentu saja masih
ada adegan aksi yang disuntikkan di mayoritas durasi film. Namun, aksi-aksi
yang ditampilkan bagi saya tidak memiliki power yang stabil, ada yang sangat
besar, namun ada pula yang sangat kurang. Ini menjadikan di beberapa bagian
saya sedikit merasa bosan dengan adegan aksi yang saya tonton. Bagi saya, film
yang sangat menarik tidak akan memberikan celah kepada rasa bosan untuk hadir
menghampiri anda.
Score: 6,25/10
0 komentar :
Post a Comment