Sebuah cerita yang telah
tertidur selama 22 tahun coba diangkat kembali oleh Len Wiseman (Underworld).
Bersetting diawal abad 22, dimana populasi bumi telah berkurang drastis akibat
perang dunia, menyisakan dua bagian besar yang terhubung melalui sebuah jalur
yang melintasi inti bumi. United Federation of Britain (UFB), berada dibagian
barat bumi, tepatnya Inggris, dan dipimpin oleh Cohaagen (Bryan Cranston).
Sedangkan di timur berdiri sebuah aliansi pemberontak yang menamai diri mereka
The Colony, berlokasi di Australia, dibawah pimpinan Matthias (Bill Nighy), dan
berniat menyerang UFB. Disinilah peran dari Douglas Quaid (Colin Farrell),
seorang pekerja di pabrik robot milik UFB.
Quaid mengalami mimpi aneh,
yang terus menghantuinya secara periodik. Merasa terganggu, tanpa sepengetahuan
istrinya Lori Quaid (Kate Beckinsale), Quaid memutuskan untuk pergi ke Rekall,
dengan harapan dapat menghilangkan mimpi buruknya melalui khayalan palsu yang
ditanam di memorinya. Quaid memilih khayalan menjadi seorang agent rahasia.
Celakanya itu adalah pilihan yang salah, membongkar fakta yang sebenarnya
tentang Quaid. Ini mengakibatkan ia menjadi target polisi UFB, bahkan istrinya
Lori, dan mempertemukan Quaid dengan sesosok wanita cantik, yang ia temui
didalam mimpi anehnya, Melina (Jessica Biel).
Yap, saya tidak menonton Total
Recall karya Paul Verhoeven, dengan bintang utama Arnold Schwarzenegger. Dengan
kondisi diawal yang gelap dan hanya bermodalkan sinopsis, sang sutradara Len Wiseman, dibantu Kurt
Wimmer dan Mark Bomback berhasil menyajikan satu paket tontonan dengan cerita
yang sangat menarik, pada awalnya. Saya merasakan awal yang sangat baik dari
film ini, dimana mimpi buruk yang dihadapi oleh Quaid, diselingi pertarungan
politik dari dua negara yang tersisa, menjadikan cerita terbagi dua dengan
power yang sama kuat. Begitupula dengan tampilan visual yang Wiseman sajikan,
perpaduan CGI dengan penggambaran masa depan yang begitu apik dan modern,
meskipun sedikit fail untuk The Colony, yang justru tidak terasa seperti Australia,
tetapi China.
Namun sayangnya, pembukaan yang
baik dan berhasil memberikan sedikit rasa optimis pada saya bahwa cerita akan
berjalan seru, nyatanya tidak berhasil dijaga dengan baik oleh Wiseman. Sebagai
penonton awam yang tidak tahu jalan cerita Total Recall versi Verheoven, saya
merasakan rasa bosan di tengah film. Twist yang diberikan memang berhasil
memberikan sedikit nafas segar, dibantu dengan keterkaitan cerita yang baik.
Namun sejak kehadiran Melina, saya merasa tensi menjadi turun, sedikit melambat,
meskipun tetap disuntikkan aksi kejar-kejaran oleh Wiseman. Nah, ini dia, saya
juga merasa aksi kejar-kejaran ini tidak memberikan gebrakan dari segi cerita
secara signifikan, dan semakin menambah rasa bosan saya yang telah muncul
sebelumnya. Cerita hanya berputar mengenai proses meyakinkan Quaid, disertai
kejar-kejaran antara Quaid dan Lori. Andai saja porsi cerita politik antara
barat dan timur sedikit lebih besar, mungkin akan menciptakan sedikit variasi
pada cerita, dan menjadikan ending sedikit lebih wow.
Tanpa rasa ragu, Kate
Beckinsale adalah bintang di film ini, melangkahi pemeran utama yang memiliki
porsi yang jauh lebih banyak, Colin Farrell. Mungkin karena Beckinsale adalah
istri dari Wiseman, sehingga saya merasa ketika sosok Lori yang Beckinsale
mainkan muncul, ia memiliki daya tarik yang lebih besar dari karakter lainnya.
Dan keputusan Wiseman sangatlah tepat, karena Beckinsale memberikan performa
yang sangat baik. Farrell bermain cukup baik, dan Jessica Biel memberikan
penampilan yang mengecewakan. Sosok Melina yang Biel mainkan seharusnya
memberikan loncatan dari segi cerita. Namun kehadiran Melina justru memberikan
dampak yang bertolak belakang.
Overall, Total Recall merupakan film yang kurang memuaskan. Positif diawal, namun mulai turun dipertengahan hingga akhir. Dengan Plot yang simple, Wiseman berhasil memutar-mutar cerita sehingga tidak terasa stuck sama sekali, namun justru menjadi awal dari munculnya rasa jenuh. Ini diperparah dengan keputusan dari Wiseman yang terus menyuntikkan nuansa gelap, tanpa diselingi sedikit cerita segar yang setidaknya bisa membuat anda tertawa sejenak. Terus disajikan cerita yang sering berubah arah, diselingi aksi kejar-kejaran yang berlangsung cepat, mungkin akan membuat anda berpikir akan mendapatkan tontonan yang tidak membosankan. Ya, tentu, jika tidak monoton, dan disertai gebrakan cerita yang menarik. Jika hanya menyajikan special effect yang memukau, tanpa disertai cerita yang terjaga dengan baik daya tariknya sepanjang film, maka hasil yang didapat mungkin akan selevel dengan film robot-mobil yang sempat terkenal beberapa tahun yang lalu.
Score: 5/10
I didn’t like this at all. A frantic, noisy confusing mess which contained no originality at all.
ReplyDelete