Isle of Skye, Skotlandia, tahun
2093, ilmuwan bernama Elizabeth Shaw (Noomi Rapace) dan Charlie Holloway (Logan
Marshall-Green), menemukan sebuah lukisan kuno yang membentuk susunan bintang.
Dengan bantuan dari sponsor mereka Weyland Industries, perusahaan yang dipimpin
oleh Peter Weyland (Guy Pearce), mereka melakukan perjalanan menggunakan
pesawat luar angkasa bernama Prometheus. Mereka didampingi oleh Meredith
Vickers (Charlize Theron), karyawan dari sponsor, seorang robot bernama David (Michael
Fassbender); Kapten Janek (Idris Elba), kapten kapal; dan beberapa kru.
Perjalanan pun dimulai, dengan misi utama mencari tahu asal-usul dari
penciptaan umat manusia.
Oke, pertama adalah Ridley Scott. Ridley sudah lama vakum dari film dengan tema alien. Ini mengapa Prometheus mendapat atensi yang sangat besar, sampai diberi label sebagai sekuel Alien, meskipun sudah dibantah oleh Ridley. Ridley adalah kelas A, dari Alien, Gladiator, American Gangster, sampai Robin Hood. Ini sudah terlihat sejak scene pembuka, seorang makhluk aneh tersapu kedalam air terjun dengan tampilan yang istimewa, berhasil memberikan impresi awal yang mengundang rasa penasaran. Ide dari cerita yang ditulis oleh Damon Lindelof (creator Lost) dan Jon Spaihts juga menarik, seolah mencoba menggoyah penonton dengan perdebatan klasik, penciptaan dan teori Darwin.
Dari sisi cast, Noomi Rapace,
pemeran Lisbeth Salander dalam versi asli The Girl with the Dragaoon Tattoo,
manjadi sosok yang paling dominan di film ini. Noomi cukup berhasil memainkan
karakter Dr Elizabeth Shaw, yang berpegang kuat pada kepercayaannya. Begitu
pula dengan Michael Fassbender, selalu berhasil meraih atensi saya dalam setiap
scene yang ia mainkan, sosok robot polos dengan misi yang berbeda.
Yang kurang dari film ini,
dibalik premis yang menarik, script yang diciptakan justru sangat sederhana dan
lemah, menghancurkan potensi yang film ini miliki. Andai saja sedikit lebih
kompleks, akan membantu para actor dalam membangun karakternya, untuk
menciptakan tensi yang lebih kuat dan dalam. Begitu pula kejanggalan yang
tercipta dari cerita hasil pengembangan premis awal, sangat banyak. Satu lagi,
Charlize Theron yang kurang dimanfaatkan dan terkesan hanya sebagai pelengkap
cerita.
Overall, Prometheus adalah film
yang menghibur, meskipun saya berharap sesuatu yang lebih dari ini. Premis awal
yang sederhana, berhasil dieksekusi oleh Ridley Scott dengan sangat baik,
sehingga meningggalkan kesan yang mendalam, termasuk banyaknya pertanyaan yang
tercipta. Rasa ingin tahu pada apa yang terjadi sedikit membantu tensi yang
tidak stabil sepanjang film, dan script payah yang menjadikan ilmuwan tidak
tampak seperti seorang ilmuwan. Kualitas akting dari cast baik pemeran utama
maupun pendukung seperti Logan, Elba, dan Guy Pearce, membantu menjadikan alur
cerita tidak stuck, dan karakter saling melengkapi satu sama lain, meskipun
masih bisa lebih baik. Prometheus terbantu oleh visual effect 3D yang diciptakan,
sangat “wow”, menurut saya terbaik ditahun ini, sampai dengan 6 Juni. :)
Score: 7,5/10
0 komentar :
Post a Comment