Florence Cathcart (Rebecca
Hall), mungkin sedikit berbeda dari kebanyakan wanita di tahun 1921. Wanita
yang berprofesi sebagai penulis ini sangat menjunjung tinggi sains, tidak
percaya pada hal-hal yang berhubungan dengan mistis seperti hantu. Itu berubah ketika seorang pria bernama Robert Malory (Dominic
West) datang kepadanya meminta bantuan untuk memecahkan kasus munculnya hantu
dengan wujud anak kecil yang berkaitan dengan kematian salah satu dari
muridnya.
Di awal ketika ia mulai masuk ke lingkungan sekolah, Florence seolah yakin bahwa tidak ada hantu di sekolah tersebut. Ini dibuktikan dengan cara yang ia pakai untuk memecahkan kasus ini, cara sains. Namun teror yang terus menyerangnya, berujung pada semakin tertekannya psikologis Florence. Setelah satu pembuktian, Florence terjebak dalam cerita masa lalunya, yang berakhir dengan twist ending.
Rebecca Hall, wanita
yang menjadikan film ini baik di mata saya. Penjiwaan dari karakter Florence,
yang kuat namun rapuh, berhasil di mainkan Rebecca dengan baik, dimana ia yang
awalnya sangat kuat, mulai tertekan dengan sosok anak kecil yang seolah selalu
berada disekitarnya. Rebecca juga terbantu dengan pemeran pendukung seperti
Dominic West dan Imelda Staunton yang juga bermain baik.
Sejujurnya film ini
tidak begitu menyeramkan. Cara “kejut” yang dipakai oleh sang sutradara Nick
Murphy berhasil membuat saya kaget. Ini dibantu dengan teknik pengambilan
gambar yang mendukung suasana yang sedang terjadi, baik ketika Florence sedang
tertekan, ketika ia melihat rumah boneka, atau ketika sosok hantu secara
tiba-tiba muncul. Dari awal cerita yang diciptakan memang berhasil membuat saya
penasaran. Tapi setelah tepat ditengah cerita sebenarnya anda dapat dengan
mudah menemukan jawaban dibalik sosok hantu tersebut.
Overall film ini diluar
ekspektasi awal saya. Premis awal yang berhasil menarik rasa penasaran saya,
teror hantu yang menyebabkan tokoh utama tertekan secara psikologis, dan twist
ending yang cukup mengagetkan. Cara penyampaian cerita yang dipakai menurut
saya sangat bagus, tidak terburu-buru, berhasil membuat penonton seolah ikut
berada disekitar Florence. Tapi intensitas “horror” yang diberikan menurut saya
kurang, ditambah dengan jawaban atas pertanyaan inti dari cerita sudah didapat
tanpa harus menunggu film berakhir. Namun twist yang diberikan di akhir cerita
berhasil menutupi kekurangan kecil tersebut.
Score: 7,5/10
0 komentar :
Post a Comment